Jumat, 02 Desember 2011

SYEIKH ABU HASAN ASY-SYADZILI RA

SYEIKH ABU HASAN ASY-SYADZILI RA


Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.

Kelahiran

Sheikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. dilahirkan di desa Ghumara Maroko pada tahun 593 Hijriyah/ 1196 Masehi dengan nama lengkap Abu Hasan Ali bin Abdillah bin Abdul Jabbar As Syadzili dan berlanjut sampai kepada Sayidina Ali bin Abi Tholib suami Sayyidah Fatimah binti Nabi Muhammad Rosululloh SAW.

Keutamaan dan Karomah


Suatu ketika saat berkelana beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?” Kemudian terdengarlah suara, “Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja” Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?” Kemudian terdengar suara lagi, “Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu”.
Syadziliyah adalah nama suatu desa di benua Afrika yang merupakan nisbat dari nama Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau pernah bermukim di Iskandar sekitar tahun 656 H. Sebuah padang pasir yang tadinya airnya asin menjadi tawar sebab keramat Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau belajar ilmu thariqah dan hakikat setelah matang dalam ilmu fiqihnya. Bahkan beliau tak pernah terkalahkan setiap berdebat dengan ulama-ulama ahli fiqih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat, beliau berguru kepada wali quthub yang agung dan masyhur yaitu Syeikh Abdus Salam Ibnu Masyisy, dan akhirnya beliau yang meneruskan quthbiyahnya dan menjadi Imam Al-Auliya’.
Peninggalan ampuh sampai sekarang yang sering diamalkan oleh umat Islam adalah Hizb Nashr dan Hizb Bahr, di samping Thariqah Syadziliyah yang banyak sekali pengikutnya. Hizb Bahr merupakan Hizb yang diterima langsung dari Rasulullah saw. yang dibacakan langsung satu persatu hurufnya oleh beliau saw. Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. pernah berriadhah selama 80 hari tidak makan, dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu beliau merasa tujuannya untuk wushul (sampai) kepada Allah SWT telah tercapai. Kemudian datanglah seorang perempuan yang keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan dan bercahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata, ”Sunguh sangat sial, lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku sudah enam bulan lamanya belum pernah merasakan makanan sedikitpun”. Suatu ketika saat berkelana, beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?”. Kemudian terdengarlah suara, “Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja”. Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?”. Kemudian terdengarlah suara lagi, “Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu”. Beliau pernah khalwat (menyendiri) dalam sebuah gua agar bisa wushul (sampai) kepada Allah swt. Lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok hatinya akan terbuka. Kemudian seorang waliyullah mendatangi beliau dan berkata, “Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Aduh hai badan, kenapa kamu beribadah bukan karena Allah (hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali)”. Setelah itu beliau sadar dan faham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan minta ampun kepada Allah swt. Tidak lama kemudian hati Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. sudah di buka oleh Allah SWT. Demikian di antara bidayah (permulaaan) Syeikh Abul Hasan As-Syadzili. Beliau pernah dimintai penjelasan tentang siapa saja yang menjadi gurunya? Berkata beliau, “Guruku adalah Syeikh Abdus Salam Ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah menyelami dan minum sepuluh lautan ilmu. Lima dari bumi yaitu dari Rasululah saw, Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Ustman bin ‘Affan r.a dan Ali bin Abi Thalib r.a, dan lima dari langit yaitu dari malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il dan ruh yang agung. Beliau pernah berkata, “Aku diberi tahu catatan muridku dan muridnya muridku, semua sampai hari kiamat, yang lebarnya sejauh mata memandang, semua itu mereka bebas dari neraka. Jikalau lisanku tak terkendalikan oleh syariat, aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian apa saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat”. Syeikh Abu Abdillah Asy-Syathibi berkata, “Aku setiap malam banyak membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah SWT apa yang menjadi hajatku, maka terkabulkanlah apa saja permintaanku”. Lalu aku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan aku bertanya, “Ya Rasulallah, kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah SWT, apa yang menjadi kebutuhanku lalu dikabulkan, seperti hal tersebut apakah diperbolehkan atau tidak?”. Lalu Nabi saw. Menjawab, “Abul Hasan itu anakku lahir batin, anak itu bagian yang tak terpisahkan dari orang tuanya, maka barang siapa bertawasul kepada Abul Hasan, maka berarti dia sama saja bertawasul kepadaku”.

Pada suatu hari dalam sebuah pengajian Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. menerangkan tentang zuhud, dan di dalam majelis terdapat seorang faqir yang berpakaian seadanya, sedang waktu itu Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili berpakaian serba bagus. Lalu dalam hati orang faqir tadi berkata, “Bagaimana mungkin Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. berbicara tentang zuhud sedang beliau sendiri pakaiannya bagus-bagus. Yang bisa dikatakan lebih zuhud adalah aku karena pakaianku jelek”. Kemudian Syeikh Abul Hasan menoleh kepada orang itu dan berkata, “Pakaianmu yang seperti itu adalah pakaian yang mengundang senang dunia karena dengan pakaian itu kamu merasa dipandang orang sebagai orang zuhud. Kalau pakaianku ini mengundang orang menamakanku orang kaya dan orang tidak menganggap aku sebagai orang zuhud, karena zuhud itu adalah maqam dan kedudukan yang tinggi”. Orang fakir tadi lalu berdiri dan berkata, “Demi Allah, memang hatiku berkata “aku adalah orang yang zuhud”. Aku sekarang minta ampun kepada Allah dan bertaubat”.

Tausiyah


Di antara Ungkapan Mutiara Syeikh Abul Hasan Asy-Syadili:
1. Tidak ada dosa yang lebih besar dari dua perkara ini : pertama, senang dunia dan memilih dunia mengalahkan akhirat. Kedua, ridha menetapi kebodohan tidak mau meningkatkan ilmunya.
2. Sebab-sebab sempit dan susah fikiran itu ada tiga : pertama, karena berbuat dosa dan untuk mengatasinya dengan bertaubat dan beristiqhfar. Kedua, karena kehilangan dunia, maka kembalikanlah kepada Allah SWT. sadarlah bahwa itu bukan kepunyaanmu dan hanya titipan dan akan ditarik kembali oleh Allah swt. Ketiga, apabila disakiti orang lain, kalau karena dianiaya oleh orang lain maka bersabarlah dan sadarlah bahwa semua itu yang membuat Allah SWT, untuk mengujimu. Kalau Allah SWT, belum memberi tahu apa sebabnya sempit atau susah, maka tenanglah mengikuti jalannya taqdir ilahi. Memang masih berada di bawah awan yang sedang melintas berjalan (awan itu berguna dan lama-lama akan hilang dengan sendirinya).
Ada satu perkara yang barang siapa bisa menjalankan akan bisa menjadi pemimpin yaitu berpaling dari dunia dan bertahan diri dari perbuatan dhalimnya ahli dunia. Setiap karomah (kemuliaan) yang tidak bersamaan dengan ridha Allah SWT dan tidak bersamaan dengan senang kepada Allah dan senangnya Allah, maka orang tersebut terbujuk syetan dan menjadi orang yang rusak. Karomah itu tidak diberikan kepada orang yang mencarinya dan menuruti keinginan nafsunya dan tidak pula diberikan kepada orang yang badannya digunakan untuk mencari karomah. Yang diberi karomah hanya orang yang tidak merasa diri akan amalnya, akan tetapi dia selalu tersibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang disenangi Allah dan merasa mendapat anugerah (fadhal) dari Allah semata, tidak menaruh harapan dari kebiasaan diri dan amalnya.
Di antara keramatnya para Shidiqin ialah : 1. Selalu taat dan ingat pada Allah SWT secara istiqamah (kontinu). 2. Zuhud (meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi). 3. Bisa menjalankan perkara yang luar bisa, seperti melipat bumi, berjalan di atas air dan sebagainya. Diantara keramatnya Wali Qutub ialah : 1. Mampu memberi bantuan berupa rahmat dan pemeliharaan yang khusus dari Allah swt. 2. Mampu menggantikan Wali Qutub yang lain. 3. Mampu membantu malaikat memikul Arsy. 4. Hatinya terbuka dari hakikat dzatnya Allah SWT dengan disertai sifat-sifat-Nya. Kamu jangan menunda ta’at di satu waktu, pada waktu yang lain, agar kamu tidak tersiksa dengan habisnya waktu untuk berta’at (tidak bisa menjalankan) sebagai balasan yang kamu sia-siakan. Karena setiap waktu itu ada jatah ta’at pengabdian tersendiri. Kamu jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan tujuan agar Allah SWT membenarkanmu.


Wafatnya Sheikh Abul Hasan Asy Syadzili

Beliau berhijrah ke Mesir pada tahun 642 H, berdasarkan mimpi berjumpa dengan Rasululloh Muhammad SAW. Dalam mimpinya Nabi berkata kepadanya, “Hai Ali, pergilah engkau ke Mesir. Disana engkau akan mendidik empat puluh orang shiddiqin (orang-orang jujur).” Di tanah Mesir namanya semakin harum dan terkenal. Banyak orang yang datang dan menyatakan sebagai muridnya. Diantaranya tercatat nama-nama besar ahli tasawuf seperti Ibnu Sholah, Jamaluddin Usfur, Sulthonul Ulama Izzuddin bin Abdus Salam, Taqiyuddin bin Daqiqil Ied, Muhyiddin bin Suraqoh, Ibnu Yasin dan Tokoh sufi terkenal yaitu Ibnu Arabi juga tercatat menjadi murid Imam Syadzili ra. Beliau wafat dalam perjalanan haji dan dimakamkan di padang Idzaab Mesir

Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin
HIZIB NASR


Hizib Nasr dan Hizib lainnya
Telah berkata Masyaikh Tareqat Al-Syazuliyyah, diantaranya Syeikhul Azhar, Imam Al-Akbar, Dr Abdul Halim Mahmud. Bahawasanya Hizib ini tidak boleh dibaca melainkan setelah mendapat keizinan daripada orang yang mempunyai keizinan untuk mengijazahkannya kepada orang lain.
Jangan dibaca Hizib ini dengan tujuan untuk memudharatkan dan menzalimi saudara seISLAM yang lain. Hendaklah Hizib ini dibaca dengan niat untuk membenteng diri, melindungi diri dan memohon perlindungan semata-mata daripada Allah SWT

Sejarah Hizb an-Nashr
Hizb an-Nashr Al telah terinspirasi oleh Shaykh Abu Hassan As-Shadhuli sekitar 800 tahun yang lalu. This Hizb ini disebut juga sebagai Hizb-Saif sebagai-shadhili (The ancaman shadhili). Ia ditulis pada saat Shaykh Abu Hassan telah berjuang melawan Crusaders, dipimpin oleh Raja Louis IX dari Perancis. The invading Crusaders mencuba untuk menakluk kota melalui Mansura.

Menjelang akhir hidupnya, Abul Hasan Shadhili pandangan mata mulai menjadi lemah. Maka perlahan-lahan ia kehilangan mata melihat tetapi tidak mencegah dia dari berjuang di garis depan dari peperangan al-Mansurah ketika pasukan Crusaders di bawah Raja Louis dari Perancis menyerang Misr (Mesir) pada 1250. Pada usianya sekitar 54 tahun.

Shaykh Abul Hasan dan banyak murid-muridnya (rohani murid-murid), dari teman-teman di antara 'ulama' (ulama) dan awliya (orang kudus Allah) setelah mendengar bahwa umat (masyarakat muslim) berada di bawah serangan, segera dilakukan mereka ke jalan al - Mansurah untuk berperang di garis depan atau mencari kebahagiaan surga sebagai balasan (an nasr aw al-Jannah).
Berikut ini menceritakan Shaykh Abul Hasan dari doa dari
The School of Shadhdhuliyyah, Juzu' 2:

Ia Louis IX, Raja Perancis, yang memimpin banyak tentara gabungan dari Crusaders. Keinginan dari Raja adalah untuk menurunkan dan menaklukkan Islam di akhir menentukan peperangan. Gabungan dari kekuatan-kekuatan Barat telah sepenuhnya siap untuk menyerang Misr (Mesir) dalam peperangan yang sering dibandingkan dengan Battle dari parit (ghazwatul kahndaq).

Shaykh yang memiliki kedalaman tulus mimpi (ru'ya) sebelum peperangan di mana ia diberikan visi yang sangat besar, yang luas pandangan ke langit, cahaya dari atasnya dan ia kaya dengan orang surgawi. Ketika ditanya dalam mimpi, yang ini termasuk, ia berkata, "Untuk Nabi Allah, damai dan berkat kepadanya." Pada waktu bagian dari mimpi Nabi berbicara kepada Shaykh Abul Hasan dan dia memberi nasihat. Raja Louis hilang meskipun tenteranya kuat dan dia ditangkap dalam peperangan di sebelah dengan ramai orang. Allah memberikan kemenangan umat Islam.

KHASIAT HIZB NASR:
1. Insya Allah sebagai pendinding diri, pembenteng diri dari kejahatan musuh-musuh islam sama ada sihir, dengki dan peperangan.
2. Insya Allah rasa takut akan dicabut, sehingga para mujahid tidak gentar dan tetap maju.
2. Insya Allah akan dikurangkan rasa sakit dan perihnya sakaratul maut, sebagai sebahagian kesyahidan
3. Insya Allah semua keluarga yang ditinggalkan mengikhlkaskan sang syahid
4. Insya Allah dimudahkan segala usaha untuk tujuan kebaikan.







حزب النصر
Hizb al-Nasr


اللهم بسطوة جبروت قهرك، وبسرعة إغاثة نصرك، وبغيرتك لانتهاك حرماتك، وحمايتك لمن احتمى بآياتك،
Allahumma bisatwati jabarouti qahrika, wa bisorati ighathati nasrika, wa bighayratika li ntihaki horumaika, wa himayatika liman ihtama bi ayatik.
O Allah, by the force of the absolute power with which You triumph, and the quickness of Your succour when You aid to victory, and Your jealousy at the violation of things You have made sacrosanct, and by Your protection of him who seeks safety in Your verses:


نسألك يا الله يا سميع يا قريب يا مجيب يا سريع يا منتقم يا شديد البطش يا جبار يا قهار يا من لا يعجزه قهر الجبابرة ولا يعظم عليه هلاك المتمردة من الملوك والأكاسرة أن تجعل كيد من كادنا في نحره ومكر من مكر بنا عائدا عليه، وحفرة من حفر لنا واقعا فيها ومن نصب لنا شبكة الخداع، اجعلها ياسيدي مساقا إليها ومصادا فيها وأسيرا لديها،
Nas'aloka ya Allah,ya Samee’o,ya Qareebo, ya Saree’o, ya Montaqimo, ya Shadeeda l-batshi, ya Jabbaro, ya Qahhar, ya man la yo’jizohu qahro l-jababirati mina l-molooki wa l-akasirah, an taj’ala kayda man kadana fi nahrihi, wa makra man mkara bina ‘a'idan ‘alayhi, wa hofrata man hafara lana waqi’an fiha, wa man nasaba lana shabakata l-khida’i j’alho ya sayyidi mosaqan fiha, wa mosadan fiha, wa 'aseeran ladayha.
I ask You, O Allah, O All-near, O All-hearing, O All-answering, O Ever-swift, O Vengeful, O Mighty of Assault: O Compeller, O Invincible, O You who are undeterred by the might of tyrants, and to whom the destruction of rebellious traitors, of kings and caesars, is very easy: make the trap of him who sets one for me cut his own throat; the plot of him who plots against me return against him; and make him who digs a pit for me fall in it himself; And he who spreads a web of treachery for me, make him, My Lord, driven to it and caught in it.


اللهم بحق كهيعص اكفنا هم العدا ولقهم الردا واجعلهم لكل حبيب فدا. وسلط عليهم عاجل النقمة في اليوم والغدا.
Allahomma bihaqqi Kaf ha ya ‘ayn sad ikfina hamma l-ida. Wa laqqihimo r-rada. Wa j’alhom likolli habibin fida. Wa sallit ‘alayhim ‘ajila n-naqmati fi l-yawmi wa l-ghada.
O Allah, by the right of Kaf Ha Ya ‘Ayn Sad relieve us of the worry of enemies, let them meet with death, make them the ransom of every beloved, and loose upon them a speedy vengence, day and night.


اللهم بدد شملهم. اللهم فرق جمعهم. اللهم أقلل عددهم. اللهم فل حدهم. اللهم اجعل الدائرة عليهم. اللهم وأوصل العذاب إليهم. اللهم أخرجهم عن دائرة الحلم. واسلبهم مدد الإمهال. وغل أيديهم وأرجلهم واشدد على قلوبهم ولا تبلغهم الآمال.
Allahomma baddid shamlahom. Allahomma farriq jam’ahom. Allahomma aqlil adadahom. Allahomma folla haddahom. Allahomma j’ali d-da'irata ‘alayhim. Allahomma awsili l-athaba ilayhim. Allahomma akhrijhom min da'irati l-hilm. Wa slobhom madada l-imhal. Wa gholla aydeehim wa arjolohom, wa shdod ‘ala qoloobihim, wa la toballighohomo l-a'amal.
O Allah, scatter their company; O Allah shatter their unity; O Allah, lessen their number; O Allah, blunt their edge; O Allah, turn fate against them; O Allah, unleash torment upon them; O Allah, banish them from the circle of clemency, and strip them of the benefit of postponement, and fetter their hands and feet, and blind their hearts, and give them no hope.


اللهم مزقهم كل ممزق مزقته لأعدائك انتصارا لأنبيائك ورسلك وأوليائك
Allahomma mazzikhom kolla momazzaqin mazzaqtaho li 'a’daaika n-tisaran li anbiya'ika wa rosolika wa awliya'k.
O Allah, rend them utterly to pieces, as You have rent Your enemies, to win the day for Your prophets, messengers and You beloved ones.


اللهم انتصر لنا انتصارك لأحبابك على أعدائك (3)
Allahomma n-tassir lana n-tisaraka li ahbabika ‘ala a’daa'ik. (3)
O Allah, give us the victory You give to those You love over Your enemies. (3)


اللهم لا تمكن الأعداء فينا ولا تسلطهم علينا بذنوبنا (3)
Allahomma la tomakkini l-a’daa'a fina, wa la tosallithom ‘alayna bi-thonoobina (3)
O Allah, do not let Your enemies defeat us, nor give them power over us because of our sins. (3)


حم، حم، حم، حم، حم، حم، حم
Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim,
Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim, Ha Mim,


حم الأمر وجاء النصر فعلينا لا ينصرون
Homma l-amro wa ja'a n-nasro fa ‘alayna la yonsaroon.
The matter be done; the victory come; against us they shall not be helped.


حمعسق حمايتنا مما نخاف.
Hamim ‘Ayn Sin Qaf himayatona mimma nakhaf.
Ha Mim ‘Ayn Sin Qaf is our protection from what we fear.


اللهم قنا شر الأسواء ولاتجعلنا محلا للبلواء. اللهم أعطنا أمل الرجاء وفوق الأمل.
Allahomma qina sharra l-aswa'i, wa la taj’alna mahallan lil balwa. Allahomma a’tina amala r-raja'i wa fawqa l-amal.
O Allah, shield us from the evil of iniquities, and make us not a place of tribulation. O Allah, give us cause to hope, and more than hope.


يا هو يا هو يا هو
Ya hoo. Ya hoo. Ya hoo
O You, O You, O You,


يا من بفضله لفضله نسألك العجل العجل. إلهي، الإجابة الإجابة.
Ya man bifadhlihi lifadhlihi, nas'aloka l-‘ajala l-‘ajal. Ilahi l-'ijabata l-ijabah.
O You from whose favor we ask of His favor that it be fast, fast, fast. O my God, An answer, An answer.


يا من أجاب نوحا في قومه، يا من نصر إبراهيم على أعدائه، يا من رد يوسف على يعقوب. يا من كشف ضر أيوب. يا من أجاب دعوة زكريا. يا من قبل تسبيح يونس بن متى.
Ya man ajaba Nouhan fi qawmih, ya man nasara Ibrahim ‘ala a’daa'ih, ya man radda Yousofa ‘ala Ya’qoob, ya man kashafa dhorra Ayyoub, ya man ajaba da’wata Zakariyya, ya man qabila tasbeeha Younosa bni Matta.
O You who answered Noah about his people. O You who made Abraham triumphant over his foes. O You who reunited Joseph with Jacob. O You who lifted the affliction of Job. O You who answered the prayer of Zachariah. O You who accepted the praises of Jonah son of Amittai.


نسألك بأسرار هذه الدعوات أن تقبل ما به دعوناك، وأن تعطينا ما سألناك. أنجز لنا وعدك الذي وعدته لعبادك المؤمنين.
Nas'aloka bi-asrari hathihi d-da’awat an taqbala ma bihi da’awnak, wa an to’tiyana ma sa'alnak Anjiz lana wa’daka l-athi wa’adtaho li ‘ibadika l-mo'mineen.
O Allah, by the secrets of those supplications, beseech You to accept our supplications, and give us what we have asked, and keep Your promise You have given Your believing servants.


لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين.
La ilaha illa anta, sobhanaka, inni konto mina dhalimeen.
“There is no god but You. Exalted is Your perfection; verily I was of the wrongdoers”


انقطعت آمالنا وعزتك إلا منك، وخاب رجاؤنا وحقل إلا فيك.
Inqata’at aamalona, wa izzatoka, illa mink. Wa khaba raja'ona, wa haqqoka, illa feek.
Our wishes come to nothing- I swear by Your might- except from You; and our hopes are dashed- I swear by Your right- except in You.


إن أبطأت غارة الأرحام وابتعدت، فأقرب الشيء منا غارة الله.
In abta'at gharato l-arahami wa bta’adat, fa aqrabo sh-shay'i minna gharato l-Lah.
If the rescue raid of kinsmen be slow and far off, the nearest thing to us is the rescue raid of Allah.


يا غارة الله جدي السير مسرعة في حل عقدتنا.
Ya gharata l-Lahi, jiddi s-sayra mosri’atan li halli ‘oqadatina.
O raid of Allah, fly with haste to end our plight.


يا غارة الله عدت العادون وجاروا ورجون الله مجيرا.
Ya gharata l-Lahi, ‘adati l-‘adoon wa jarou, wa rajawna l-Laha mojeera.
O raid of Allah, wrongdoers have assailed us and transgressed; and Allah we seek as protector.


وكفى بالله وليا وكفى بالله نصيرا.
Wa kafa bi l-Lahi waliyan wa kafa bi l-Lahi naseera.
And Allah suffices as friend; and Allah suffices as helper.


وحسبنا الله ونعم الوكيل
Wa hasbona l-Laho wa ni’ma l-wakeel.
“Allah suffices us and is best to rely on”


ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
Wa la hawla wa la qowata illa bi l-Lahi l-Aliyyi l-Adheem.
“There is no power or strength except through Allah, the High, the All-great”


سلام على نوح في العالمين
Salamon ‘ala Nouhin fi l-‘alameen.
Peace be with Noah among people.


استجب لنا آمين.
Istajib lana, ameen.
Answer us. Ameen.


فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد لله رب العالمين
Fa qoti’a dabiro l-qawmi l-latheen dhalamoo, wa l-hamdo li-Lahi rabbi l-‘alameen.
“the wrongdoing folk were extirpated, and praise be to Allah Lord of the Worlds”


وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
Wa salla l-Laho ‘ala sayyidina Mohammadin wa ‘ala aalihi wa sahbihi wa sallam.
Allah bless our lieglord Mohammad, and his folk and Companions, and truly give them peace.

Amalan Hizib dan Ucapan Syeikh Abu-l Hassan Al Syadzuli

A
Amalan Hizib dan Ucapan Syeikh Abu-l Hassan Al Syadzuli
Tidak berbeda dengan tradisi di Timur Tengah,pengamalan tareqat ini di Nusantara dalam banyak tempat lebih bersifat individual, dan pengikutnya relatif jarang dijumpai,tidak seperti para pengamal Tariqat-tariqat Naqsyabandiah, Qadiriah atau Ahmadiah Idrisiah. Dalam praktiknya, kebanyakan para anggotanya hanya membaca secara individual rangaian-rangkaian doa yang panjang (hizb), dan diyakini mempunyai kelebihan-kelebihan spiritual. Para pengamal tariqat ini mempelajari berbagai hizib (jamak ahzab), paling tidak idealnya, melalui pengajaran (talkin) yang diberikan oleh seorang guru yang mursyid dan dapat memelihara hubungan tertentu dengan guru tersebut, walaupun hampir tidak merasakan dirinya sebagai seorang anggota dari sebuah tareqat.

Hizb al-Bahr, Hizb Nashr, disamping Hizb al-Hafidzah, merupakan antara Hizib yang sangat terkenal dari as-Syadzilli. Menurut laporan, hizib ini disampaikan kepadanya oleh Nabi SAW. sendiri. Hizib ini dinilai mempunyai kekuatan adikodrati, yang terutama dugunakan untuk melindungi selama dalam perjalanan. Ibnu Batutah menggunakan doa-doa tersebut selama perjalanan-perjalanan panjangnya, dan berhasil. Dan di Nusantara, dimana doa ini diamalkan secara luas, secara umum dipercaya bahwa kegunaan spiritual doa ini hanya dapat diperolehi dengan berpuasa atau bermujahadah dibawah bimbingan guru.

Hizib-hizib dalam Tareqat Syadzilliyah, juga digunakan oleh anggota tareqat lain untuk memohon perlindungan tambahan (Istighotsah), dan berbagai kekuatan hikmah, seperti yang diamalkan oleh pengikut-pengikut Tareqat Ahmadiah Idrisiah, Rifai’yah dan Qadiriyah. Mereka yang ahli mengatakan bahwa hizib, bukanlah doa yang sederhana, ia secara kebaktian tidak begitu mendalam; tapi lebih merupakan doa-doa perlindungan mengandungi Nama-nama Allah Yang Agung (Ism Allah A’zhim) serta ayat-ayat al-Quran dan, apabila dilantunkan secara benar, akan mengalirkan berkah dan menghasilkan tindakbalas luar biasa. Mengenai penggunaan hizib, wirid, dan doa, para syeikh tareqat biasanya tidak keberatan bila doa-doa, hizib-hizib (Azhab), dan wirid-wirid dalam tareqat dipelajari oleh setiap muslim untuk tujuan peribadi. Akan tetapi mereka tidak bersetuju murid-murid mereka mengamalkannya tanpa keizinan.

Tareqat ini mempunyai pengaruh yang besar di dunia Islam. Sekarang tariqat ini terdapat di Afrika Utara, Mesir, Kenya, dan Tanzania Tengah, India, Sri Lanka, Indonesia, Malaysia dan beberapa tempat yang lainnya termasuk di Amerika Barat dan Amerika Utara. Di Mesir yang merupakan awal mula penyebaran tareqat ini, tareqat ini mempunyai beberapa cabang, yakitu: al-Qasimiyyah, al- Madaniyyah, al-Idrisiyyah, as-Salamiyyah, al-Handusiyyah, al-Qauqajiyyah, al-Faidiyyah, al-Jauhariyyah, al-Wafaiyyah, al-Azmiyyah, al-Hamidiyyah, al-Faisiyyah dan al- Hasyimiyyah.

Yang menarik dari falsafah tasawuf Asy-Syadzily, kandungan makna hakiki dari Hizib-hizib itu, memberikan penekanan simbolik mengenai ajaran utama dari tasawuf atau Tarikat Syadziliyah. Jadi tidak sekadar doa belaka, melainkan juga mengandung doktrin sufistik yang sangat hebat.

Di antara Ucapan Syeikh Abul Hasan asy-Syadzili:

1. Penglihatan akan yang Haqq telah mewujud atasku, dan takkan meninggalkan aku, dan lebih kuat dari apa yang dapat dipikul, sehingga aku bermohon kepada Tuhan agar memasang sebuah tirai antara aku dan Dia. Kemudian sebuah suara memanggilku, katanya ” Jika kau memohon kepada-Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan memasang tirai antara kau dan Dia. Namun memohonlah kepada-Nya untuk membuat mu kuat memiliki-Nya.”Maka akupun memohon kekuatan dari Dia dan Dia pun membuatku kuat, segala puji bagi Tuhan!

2. Aku dipesan oleh guruku (Abdus Salam ibn Masyisy ra): “Jangan anda melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkn keredhaan Allah, dan jangan duduk dimajlis kecuali yang aman dari murka Allah. Jangan bersahabat kecuali dengan orang yang membantu berbuat taat kepada Allah. Jangan memilih sahabat karib kecuali orang yang menambah keyakinanmu terhadap Allah.”

3. Seorang wali tidak akan sampai kepada Allah selama ia masih ada syahwat atau usaha ikhtiar sendiri.

4. Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat keperluanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk bermunajat kepada Allah yang memeliharamu dari-Nya.

5. Seorang arif adalah orang yang megetahui rahsia-rahsia kurniaan Allah di dalam berbagai-bagai macam bala’ yang menimpanya sehari-hari, dan mengakui kesalahan-kesalahannya didalam lingkungan belas kasih Allah kepadanya.

6. Sedikit amal dengan mengakui kurnia Allah, lebih baik dari banyak amal dengan terus merasa kurang beramal.

7. Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mukmin yang berbuat dosa, nescaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah kiranya menjelaskan : “Andaikan Allah membuka hakikat kewalian seorang wali, niscaya ia akan disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat Allah SWT.